
Sistem ini adalah sistem yang banyak dipakai oleh universitas-universitas
berkelas internasional dan banyak diikuti oleh universitas di Indonesia.
Seperti yang diungkapkan Abd. Takko’, salah seorang dosen Filsafat di Fakultas
Ilmu Budaya, “Unhas juga mempunyai visi untuk menjadi kampus yang berkelas
internasiaonal, sehingga sangat cocok untuk menerapkan sistem ini”.
Penerapan metode
SCL ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Mahasiswa lebih leluasa dalam mengeluarkan pendapatnya dan dapat
menumbuhkan rasa percaya diri pada mahasiswa. Metode ini mengajarkan mahasiswa
untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkup sosial yang lebih
luas. Penerapan SCL ini membawa dampak positif bagi Unhas dan mahasiswa yang
terlibat di dalamnya. “Yang saya amati mahasiswa lebih aktif karena semuanya
berperan dalam kelas dan lebih rajin mencari bahan kuliah,” tuturnya lagi.
Dalam penerapannya, tentu saja ada mahasiwa yang lebih menonjol dan mahasiswa
yang pasif akan tenggelam diantara mahasiswa-mahasiswa yang lainnya. Jalan yang
terbaik adalah memberikan semangat dan motivasi agar semuanya dapat berperan
serta dalam proses pembelajaran. “ Memberikan semangat dan motivasi adalah the
golden ways,” ujar Likmar, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan.
Namun, penerapan dari SCL sendiri masih kurang. Belum semua metode itu
diberlakukan secara keseluruhan. Masih ada beberapa dosen dan fakultas yang
masih memberlakukan TCL, Fitri, salah seorang mahasiswa jurusan Farmasi
mengatakan bahwa di fakultasnya, SCL belum diberlakukan secara penuh. Ia
berharap agar sistem ini dapat diberlakukan lebih baik lagi. “Tentunya dengan
penerapan SCL diharapkan mahasiswa lebih berprestasi dan mempunyai daya saing
seperti standar-standar mahasiswa lulusan universitas bertaraf internasional.”
Kata Abd. Takko menutup pembicaraan.
Hasil
tulisan TOT UKPM Unhas (News Letter MERAH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar