Senin, 02 April 2012

Eksistensi Toraja Dengan Sejuta Pesonanya

Patung Laki padada di Makale
     Negeri Seribu Tongkonan, begutulah julakan untuk Tana Toraja yang sekarang terbagi menjadi dua Kabupaten. Daerah pegunungan yang berjarak sekitar 350 km dari kota Makassar ini menyimpan sejuta pesona budaya yang beraneka ragam mulai dari keindahan alamnya yang sejuk dan wisata budaya yang beraneka ragam yang sangat terkenal. Perjalanan ke Toraja bisa kita tempuh dengan jalan darat sekitar 8 jam dari kota Makassar dengan menggunakan bus atau mobil pribadi. Di Toraja juga terdapat beberapa hotel yang digunakan para wisatawan yang berkunjung ke Tanah Toraja. Tanah Toraja mempunyai rumah adat yang khas, menrut masyarakat Toraja rumah adat yang dinamakan Tongkonan berasal dari perahu nenek moyang orang Toraja yang berlayar dan terdampar di Sulawesi, karena tidak mempunyai tempat tinggal maka bangkai perahu itu dibalik sehingga jika dilhat rumah adat tongkonan menyerupai perahu yang terbalik. Sekarang Tana toraja terbagi menjadi dua kabupaten yakni Tana Toraja (Makale) dan Toraja Utara (Rante pao).
Rumah Adat Tongkonan
   
 
Wisata budaya

Acara Kematian Rambu Solo'
     Berbicara mengenai wisata budaya, suku Toraja merupakan salah satu tujuan wisata budaya yang sangat strategis untuk kita kunjungi yang brada di propinsi Sulawesi Selatan. Salah satu budaya Tana Toraja yang sangat eksotik dan banyak menarik perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan asing, yakni upacara adat Rambu Solo’ atau upacara kematian bagi masyarakat Tana Toraja. Upacara adat yang masih terjaga sampai sekarang ini sering diselenggarakan oleh keluarga orang Toraja yang mempunyai kasta bangsawan dengan berbagai prosesi adat, dimulai dengan membangun lantang atau bangunan yang berbentuk pondok-pondok yang berjajar dan digunakan untuk menerima tamu atau kerabat yang datang melayat, pondok yang biasanya berjumlah 30 samapai 80-an ini biasanya mengelilingi sebuah bangunan yang bertingkat dan sengaja dibuat sebagai tempat menyemayamkan jenasah orang toraja yang sedang diupacarakan.

Ma' Badong
     Dalam acara rambu solo’ terdapat beberapa ritual diantaranya acara penerimaan tamu yang datang melayat, tamu yang datang selalu membawa barang baik berupa uang, babi, atau makan khas toraja yaitu Pa’piong (daging yang dicampur dengan sayuran dan dimasak dalam bambu) dan lain-lain. Selanjutnya ritual Ma’ Badong yakni melantunkan semacam mantra atau nyanyian-nyanyian tertentu dengan membentuk lingkaran dan berpegangan tangan yang biasanya dominan diikuti kaum pria. Ritual adat yang juga menarik baik dari masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Toraja adalah Ma’pasilaga Tedong (adu kerbau). kegiatan ini dilakukan dengan cara mengadu sepasang kerbau yang kusus untuk di adu bahkan kerbau yang akan disembeli nantinya, bahkan tidak jarang dari adu kerbau ini digunakan sebagai bahan taruhan. Dalam adu kerbau biasanya diselingi dengan Sisemba’ yakni pertarungan antara dua orang dengan cara saling menendang namun dalam acara sisembak ini orang yang bertarung tidak saling menaruh dendam satu sama lain.
Pemotongan Kerbau Pada Upacara Adat
Selain itu ritual yang menjadi puncak dalam rambu solo’ adalah Ma’pasonglo’ yakni mengarak jenasah yang berada dalam peti yang ditempatkan di atas sebuah replika rumah adat toraja yaitu Tongkonan yang disebut Lakkean oleh orang Toraja, dan diarak keliling kampung. Dalam acara ma’ pasonglo’ ini para keluarga berada dibelakang Lakkean itu dengan berada dibawah kain berwarna merah yang panjang dan diikat di Lakkean tersebut. Selain itu ritual yang tidak kala pentingnya adalah pemotongan kerbau yang sudah disiapkan oleh keluarga dan jumlahnya pun tidak sedikit yakni sekitar 10 sampai 50 kerbau bahkan ada yang mencapai ratusan. Daging kerbau dari pemotongan ini dibagikan ke semua masyarakat yang berada dalam wilayah tempat mengadakan acara rambu solo’.
Ma' Pasonglo'
Selain itu beberapa kerbau yang masih hidup disisihkan untuk disumbangkan ke Rumah-Rumah ibadah di daerah itu. Dan kegiatan penutup dari acara rambu solo’ ini adalah pemakaman jenasah yang sudah di upacarakan sebelumnya dan disimpan di rumah duka selama beberapa waktu yang lama bergantung dari keluarga yang akan mengadakan acara rambu solo’. Dalam acara pemakaman ini biasanya jenasah orang toraja yang meninggal dimasukkan kedalam sebuah lubang batu disertakan dengan Tau-tau atau patung yang menyerupai orang yang akan dikuburkan tersebut, namun dengan perkembangan zaman tidak banyak pula orang toraja yang dimakamkan dalam Patani atau semacam bangunan tembok yang didalamnya terdapat lubang untuk meletakkan jenasah beserta tau-tau dari orang yang meninggal tersebut. Dalam acara rambu solo’ ini memerlukan biaya yang tidak sedikit yakni ratusan juta bahkan sampai millyaran rupiah dan ini mungkin merupakan prosesi pemakaman termahal dan terunik di dunia.
Upacara Adat Rambu Tuka'(syukuran, pesta panen dll)
Selain rambu solo’ suku Toraja juga mempunya pesta adat yang tidak bisa anda lewatkan seperti Rambu Tuka’ yang merupakan pesta syukuran dan juga pernikahan, dan pada akhir tahun acara yang sangat menarik perhatian wisatawan adalah Lovely December yang dihadiri langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan, dengan menggelar berbagai pesta budaya, pameran hasil bumi toraja dan berbagai ifen menarik lainnya dan dirangkaikan dengan acara natal dan tahun baru bersama. 


Wisata makam kuno yang unik dan menarik

Jejeran Tau-tau di Depan Makam Batu 









     Selain upacara adatnya yang masih dipertahankan sampai sekarang ini suku yang sering dijuluki Bumi Lakipadada ini juga mempunyai beberapa objek wisata makam makam kuno yang unik dan menarik, salah satunya adalah Londa yang berjarak sekitar 5 km dari Rantepao. Pada objek wisata ini terdapat makam yang berada di tebing-tebing batu dan terdapat pula peti mati dan patung orang yang meninggal (tau-tau) yang dijejer disekitar tebing. Untuk tiba ke gua Londa ini kita harus menuruni anak tangga sekitar 100 meter, Dengan diantar beberapa orang akan menawarkan jasa lampu sebagai penerang saat di dalam gua dengan Harga Rp. 20.000/lampu, belum termasuk jasa tour guide yang membawakan lampu tersebut.
Goa Londa
 Gua kapur yang terbentuk ratusan tahun lalu ini didalamnya terdapat peti mati dan tengkorak-tengkorak orang yang sudah meninggal dan berserakan dalam liang gua. Menurut masyarakat setempat di dalama goa londa ada cerita tentang sepasang kekasih yang tidak direstui oleh keuarga, sehingga bunuh diri dalam goa Londa. Mayat yang sudah menjadi tulang tengkorak masih tersimpan dan sudah berumur ratusan tahun, atau bisa disebut Romeo dan Juliet fersi Toraja.
Makam Batu
Makam Batu Khas Toraja
     Selain goa Londa ada juga makam unik lain yang berada di Toraja, yakni Liang pia ( kubaran bayi/ baby grave) yang berada di Kambira Kecamatan Sangalla, sekitar 20 km dari Kota Rantepao . Dengan melubangi bagian tengah pohon yang disebut pohon Tarra oleh masyarakat setempat, anak-anak balita yang meninggal dimasukkan ke lobang pohon dan ditutup dengan ijuk. Namun pemakaman dalam pohon ini sudah jarang bahkan tidak dilakukan lagi. Tidak hanya itu bebepa tempat makam kuno yang unik lainnya seperti makam Lemo yang Terletak di Makale, tempat ini merupakan makam kepala-kepala suku dengan deretan tau-tau orang yang meninggal tersebut. salain itu ada juga makam Loko’mata yaitu makam batu yang bulat dan menyerupai kepala manusia. Dan juga Ke’te’kesu yang merupakan wisata Tongkonan dan lumbung padi berusia ratusan yang berdekatan dari kota Rantepao.
Lo'ko' pia (makam Bayi dalam kayu)

                                                     

Wisata alam

Wisata Arung Jeram
     Jika berkunjung ke Toraja tidak lengkap rasanya apabila tidak menikmati wisata alamnya. Salah satu diantaranya adalah permandian air pananas Makula’ . Terletak di kecamatan sanggala’ sekitar 25 km sebelah selatan kota Rantepao atau 55 km di sebelah barat kota Makale, dengan mebayar Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak kita sudah bisa menikmati segarnya air panas yang berasal dari kantung magma di bawah Bukit Kaero. Selain itu ada beberapa wisata alam yang patut dicoba, seperti wisata alam arung jeram alami di sungai sa’dan, Air Terjung Ranteballa yang berdekatan dengan makula,dan gunung Sesean yang menyajikan pemandangan alam dari atas gunung tertinggi di Torja ini.
Pasar Hewan/Pasar Bolu
    Keunikan suku yang memiliki baju adat Kandaore (untuk wanita) dan Seppa Tallu Buku (untuk Pria), tidak mapai disutu, salah pasar yang menarik untuk dikunjungi adalah pasar hewan yang katanya terbesar dan satu-satunya di dunia ini. Berada di Toraja Utara Rantepao, di pasar Bolu ini yang dominan kita temui adalah Tedong (kerbau) yang dijual baik untuk dipelihara bahakan digunakan sebagai kelengkapan dalam prosesi adat di Toraja seperti Rambu solo’dan Rambu Tuka’. Kisaran haraga kerbau yang berada di pasar bolu ini antara 15 juta sampai 300 juta rupiah. Untuk kerbau yang berharaga diatas rata-rata ratusanjuta hanya berlaku untuk khusus, seperti tedong bonga (kerbau belang/albino) yang memenuhi standar penilaiian oleh orang Toraja dan kerbau belang ini dianggap langkah oleh masyarakat toraja karena keunikannya. Selain itu Jika berkunjung ke Toraja anda bisa mendapatkan buah tangan seperti seperti kue dan makanan khas Toraja, kain tenun, gantungan kunci, replika patung, parang toraja, dan dan miniatur runah adat Tongkonan dari berbagai ukuran. Semuanya bisa anda dapatkan di pusat kota Rantepao dan juga di kota Makale, tentunya dengan harga yang lebih murah .
             Tedong Bonga (kerbau belang/albino)
     Selain objek wisata tersebut, Tana Toraja masih menyimpan banyak potensi wisata yang luar bisa dan belum terekspos oleh masyarakat luar. Oleh karena itu perlu turut campur tangan baik pemerintah maupun dari masyarakat sendiri agar paraiwisata yang sudah ada dapat dilestarikan dan tidak hilang ditelan zaman modernisasi dan yang belum terekspos bisa diperkenalkan kepada khalayak umum sehingga Tanah Toraja Makin diminati oleh wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara. Semoga dengan tulisan singkat ini Tana Toraja makin dikenal, semua tour keliling dunia anda akan sia-sia jika anda belum berkunjung ke  Bumi Lakipadada, Tanah para raja,  "Tondok Lepongan Bulan, Tana Matari' Allo "

               "Kurre sumanga'/terima kasih"



" Sumber gambar dari koleksi pribadi & Google"

5 komentar:

  1. ulasan yang sangat menarik mengenai potensi wisata toraja, selamat berlomba, salam sukses selalu kawan :)

    BalasHapus
  2. salam informasi wisata dan transportasi,reservasi hotel/resort kunjungi blog Rental Mobil Makassar

    BalasHapus