Rabu, 11 April 2012

Sastra dalam Media (Jurnalisme sastra)

   Dalam kehidupan sehari-hari manusia berkaitan erat dengan bahasa, hampir semua kegiatan manusia menggunakan bahasa, baik yang diperoleh secara non formal atau yang diperoleh dari lingkungan dimana individu itu berada dan diperoleh secara formal atau yang didapatkan disituasi-situasi resmi seprti sekolah dan lain sebagainya. salah satu kegiatan manusia yang  sangat berkaitan erat dengan bahasa adalah berkomunikasi, baik itu untuk berinteraksi dengan sesamanya maupun untuk mendapat informasi dari luar tanpa menyaksikan langsung kejadian tersebut.
            Di zaman era globalisasi seperti sekarang ini, komunikasi adalah kebutuhan yang sudah menyatu dalam realitas kehidupan sosial, faktanya apabila seseorang yang tidak mengikuti perkembangan informasi dan komunikasi dari luar dan dalam kurun waktu tertentu, maka individu tersebut akan ketinggalan akan sebuah topik yang sedang diperbincangkan dalam kehidupan sosia. Untuk mendapatkan informasi di era digital ini sangat mudah, berbagai teknologi digital yang dirancang sedimikian rupa oleh manusia seprti, tevisi sebagai sumber infomasi audio visual, radio sebagai sumber informasi audio, media massa cetak sebagai suber informasi visual, dan yang marak sekarang ini adalah berbagai gajet dengan berbagai teknologi mutakhirnya yang dirancang khusus guna memenuhi kebutuhan manusia dalam mendapatkan informasi atau berinteraksi dengan sesamanya tanpa bertemu langsung.
            Informasi yang disampaikan pada masyarakat mempunyai banyak media untuk menyampaikan informasi tersebut, guna informasi tersebut tidak terabaikan atau menarik perhatian konsumennya. Salah satu penyampain informasi berita pada media yang sangat menarik adalah menggunakan bahasa-bahasa yang menarik yang mengandung unsur keindahan yang biasa kita kenal dengan Bahasa Sastra (jurnalisme sastra). Jurnalistik sastra ini termasuk hal yang baru dalam dunia jurnalistik, yakni dengan mencapurkan keindahan sastra kedalam berita yang disajikan oleh suatu media, Kevin Kerrane dan Ben Yagoda dalam The Art of Fact, A Historical Anthology of Literary Journalism (dikutip dari Bahan Ajar untuk Mata Kuliah Jurnalistik Sastra, Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin Oleh H.M.Dahlan Abubakar). Keduanya menyebutkan bahwa jurnalistik sastra itu bagaikan membuat fakta itu bergoyang atau menari, yang berarti bahwa dalam menyajikan infomasi kepada masiarakat tidak selamanya menggunakan bahasa-bahasa yang tidak biasa namun memadukan unsur keindahan kedalamnya, guna informasi tersebut membuat penikmatnya tertarik karena merasa manyaksikan langsung berita tersebut, karena berita tersebut disajikan dengan menceritakan secara mendetail mengenai kejadian tersebut, maka para penikmatnya akan mendapatkan gambaran yang membuat  pembaca merasa sedang berada di tempat kejadian.
            Dalam menyajikan jurnalistik sastra ini perlu kemampuan kusus oleh penulisnya, sedikitnya memiliki pemahaman mengenai dunia sastra itu sendiri. Si Penulis fiksi dan jurnalis sastra lebih bebas dalam mengetengahkan fakta dan keterlibatan orang. Novelis dan jurnalis sastra akan cenderung untuk mengungkapkan motifnya, macam orang terlibat, emosi yang berwarna tentang lingkungan. Untuk mencapai efek dramatis yang intensif, mereka berlatih memilih perincian (detail), termasuk di dalam cerita, tidak ada gaya yang khusus dipakai oleh seseorang. Sebagian besar  penulis jurnalistik sastra ini berasal dari bidang ilmu yang berkaitan langsung dengan sastra dan kemudian menjadi seorang wartawan. Penulisan jurnalistik sastra ini mendapat respon yang baik karena masyarakan, karena masyarakat tidak hanya membutuhkan berita semata, namun berita itu disajikan dengan gaya yang berbeda dan menarik. Dalam jurnnalistik sastra ini mendeskripsikan kejadian yang menggugah hati karena berita yang diolah di ambil dari topik human interest. Namun dengan cara apapun yang digunakan oleh seorang jurnalis dalam menyajikan informasinya,akan tetap mendapatkan respon yang baik dari masyarakan asalkan berita tersebut tetap berpatokan pada kode etik jurnalistik, mengikuti standar kepenulisan berita dan berita tersebut  cover both side.


1 komentar:

  1. pun asalkan jelas, Fresh, sistematis, dan memuat unsur 5W1H.

    BalasHapus