Perjalanan kehidupan umat manusia
dalam berbagai peristiwa di muka bumi ini, dari zaman kuno hingga saat ini,
merupakan bagian dari rangkaian sejarah dunia. Namun, perlu dipahami bahwa
hanya sebagian kecil penghuni bumi ini yang memiliki kepandaian dan kemampuan
untuk menentukan arah dan warna perjalanan sejarah dunia. Dengan kecemerlangan
pemikirannya, para tokoh dunia tersebut dapat mengubah atau member bentuk baru
pada kehidupan manusia.
Untuk mengetahui apa saja peran
para tokoh dunia, kita bisa mempelajari berbagai catatan dan rekaman sejarah
dari sejumlah sumber. Pencatatan peristiwa tersebut termasuk salah satu bentuk
teks cerita ulang, sementara catatan perjalanan kehidupan tokohnya disebut biografi,
Langkah-langkah menyusun
teks biografi
1.
pertama-tama
kalian harus mengamati perjalanan hidup seorang tokoh kenamaan, seperti kepala
negara, politikus, ulama besar, pejuang hak asasi manusia, atau seniman besar.
Data atau informasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya buku,
media cetak, dan/atau media elektronik.
2.
Setelah
itu, kalian menganalisis semua informasi yang diperoleh, antara lain
pekerjaannya, pengabdiannya pada masyarakat, kesalehan dan ketakwaannya kepada
Khalik-nya, sikap hidupnya, serta hasil karyanya.
3.
Langkah
berikutnya, barulah kalian membangun dan menyusun teks cerita ulang biografi
orang yang bersangkutan secara utuh. Agar khalayak ramai dapat mengetahui hasil
karya kalian, kalian bisa memublikasikannya melalui media massa, misalnya surat
kabar, majalah, atau internet. Dengan demikian, kalian, termasuk khalayak
pembaca, akan dapat mengambil hikmah dari pengalaman hidup para tokoh dunia,
baik untuk kehidupan pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Biografi—yang memuat identitas
pribadi, peristiwa, dan berbagai masalah yang dihadapi—para tokoh nasional yang
telah berjuang untuk bangsa dan tanah air tercinta. Biografi ditulis oleh orang
lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi dapat dipaparkan dalam beberapa
kalimat, tetapi dapat juga diuraikan panjang lebar dalam bentuk buku. Di pihak
lain, autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis
secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.
Struktur Teks Autobiografi
1.
orientasi
yang memberi pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal
lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
2.
Bagian
berikutnya merupakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok
yang digambarkan. Pada bagian ini terlihat berbagai pengalaman sang tokoh, baik
peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang dihadapinya.
3.
Bagian
akhir teks ditutup dengan reorientasi, yang berisikan pandangan penulis
terhadap tokoh yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat
pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita
ulang biografi.
Bagan Struktut Teks Cerita Ulang Biografi |
Memahami Kaidah Kebahasaan
Autobiografi
1.
Pronomina
Pada
sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang terlibat pada
peristiwa lampau. Siapa yang menjadi partisipan dalam teks yang telah kalian
baca itu? Mengapa? Lalu, apa pronomina yang sesuai untuk mengganti penyebutan
namanya? Pronomina atau dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata yang
digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara
tidak langsung, misalnya ia, -nya,
mereka, kita,
dan kami. Pada teks model yang telah disajikan
tersebut, terdapat beberapa pronomina, antara lain dia
dan –nya,
2.
Verba
Dalam
teks cerita ulang biografi, kalian akan banyak menemukan kata kerja (verba)
material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh
partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa,
misalnya membaca, menulis,
dan memukul. Pada kata kerja material terdapat
partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain
(tidak selalu ada) yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran.
Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran
3.
Konjungsi
Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks
cerita ulang banyak memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup
kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut,
seperti dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan. Konjungsi digunakan untuk
merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat. Konjungsi
ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu, konjungsi juga digunakan
untuk merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya disebut dengan
konjungsi antarkalimat, misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu.
4.
Simpleks
Ciri
kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang
sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal).
Pernahkah kalian mendengar istilah itu? Kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang
menggambarkan satu aksi, peristiwa, atau keadaan kerap terdapat dalam teks cerita ulang
ataupun biografi ini. Kalimat simpleks hanya
mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur
yang diletakkan di dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar