Jumat, 20 Februari 2015

Pembangunan Konteks dan Permodelan Teks Cerita Ulang Biografi


Perjalanan kehidupan umat manusia dalam berbagai peristiwa di muka bumi ini, dari zaman kuno hingga saat ini, merupakan bagian dari rangkaian sejarah dunia. Namun, perlu dipahami bahwa hanya sebagian kecil penghuni bumi ini yang memiliki kepandaian dan kemampuan untuk menentukan arah dan warna perjalanan sejarah dunia. Dengan kecemerlangan pemikirannya, para tokoh dunia tersebut dapat mengubah atau member bentuk baru pada kehidupan manusia.
Untuk mengetahui apa saja peran para tokoh dunia, kita bisa mempelajari berbagai catatan dan rekaman sejarah dari sejumlah sumber. Pencatatan peristiwa tersebut termasuk salah satu bentuk teks cerita ulang, sementara catatan perjalanan kehidupan tokohnya disebut biografi,

Langkah-langkah menyusun teks biografi
1.      pertama-tama kalian harus mengamati perjalanan hidup seorang tokoh kenamaan, seperti kepala negara, politikus, ulama besar, pejuang hak asasi manusia, atau seniman besar. Data atau informasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya buku, media cetak, dan/atau media elektronik.
2.      Setelah itu, kalian menganalisis semua informasi yang diperoleh, antara lain pekerjaannya, pengabdiannya pada masyarakat, kesalehan dan ketakwaannya kepada Khalik-nya, sikap hidupnya, serta hasil karyanya.
3.      Langkah berikutnya, barulah kalian membangun dan menyusun teks cerita ulang biografi orang yang bersangkutan secara utuh. Agar khalayak ramai dapat mengetahui hasil karya kalian, kalian bisa memublikasikannya melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, atau internet. Dengan demikian, kalian, termasuk khalayak pembaca, akan dapat mengambil hikmah dari pengalaman hidup para tokoh dunia, baik untuk kehidupan pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Biografi—yang memuat identitas pribadi, peristiwa, dan berbagai masalah yang dihadapi—para tokoh nasional yang telah berjuang untuk bangsa dan tanah air tercinta. Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi dapat dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan panjang lebar dalam bentuk buku. Di pihak lain, autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.

Struktur Teks Autobiografi
1.      orientasi yang memberi pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
2.      Bagian berikutnya merupakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok yang digambarkan. Pada bagian ini terlihat berbagai pengalaman sang tokoh, baik peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang dihadapinya.
3.      Bagian akhir teks ditutup dengan reorientasi, yang berisikan pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita ulang biografi.

Bagan Struktut Teks Cerita Ulang Biografi
   

                         Memahami Kaidah Kebahasaan Autobiografi
1.      Pronomina
            Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang terlibat pada peristiwa lampau. Siapa yang menjadi partisipan dalam teks yang telah kalian baca itu? Mengapa? Lalu, apa pronomina yang sesuai untuk mengganti penyebutan namanya? Pronomina atau dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model yang telah disajikan tersebut, terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan –nya,
2.      Verba
            Dalam teks cerita ulang biografi, kalian akan banyak menemukan kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran
3.      Konjungsi
            Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita ulang banyak memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan. Konjungsi digunakan untuk merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat. Konjungsi ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu, konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat, misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu.
4.      Simpleks
            Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal). Pernahkah kalian mendengar istilah itu? Kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan satu aksi, peristiwa, atau keadaan kerap terdapat dalam teks cerita ulang ataupun biografi ini. Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar